PERKAWINAN NYEBRANG SEGORO GENI PERSPEKTIF MAQASID AL-SHARIAH JAMAL AL-DIN ‘ATHIYYAH

Authors

  • Muhammad Ibtihajuddin UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DOI:

https://doi.org/10.52431/minhaj.v2i1.348

Keywords:

perkawinan , tradisi, maqasid al-shari’ah

Abstract

Abstrak:

The tradition of crossing the segoro geni marriage is a tradition in Banaran, Kertosono, Nganjuk villages that prohibits the community from marrying into the people of Bangsri, Kertosono, Nganjuk villages with distressing consequences if they break it.Maqa> si} d Al-Shari >> 'ah explained clearly by Jama> l Al-Di> N 'Athiyyah in marriage problems in order to focus on answering marital problems in depth.

This research first aims to describe the reasons for the marriage tradition to cross the segoro geni can be sustainable until now. Second, describe the analysismaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N 'Athiyyah against the tradition of crossing the segoro geni marriage in Banara Village, Kertosono, Nganjuk.

This research process uses descriptive research with the type of field research and a qualitative approach. The research location is located in Banaran Village, Kertosono, Nganjuk. The data sources are primary and secondary. Data collection in the form of interviews and documentation. Data analysis is editing, classification, verification, and analysis. As for the validity of the data, it uses triangulation from data sources and links to theorymaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N' Athiyyah.

The results of this study indicate: 1) The marriage tradition of crossing segoro geni in the villages of Banaran, Kertosono, Nganjuk can be preserved until now based on two reasons; safety and respect for ancestors. 2) The tradition of crossing the segoro geni marriage is legal in front of Islamic lawmaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N' Athiyyah. It can be said like that because the substance of this tradition has fulfilled the aspects desired by maqa> s} al-shari id> 'ah In marriage, which initially had seven, the writer took the essence into four, namely maintaining religion, preserving offspring, creating nuances saki> well, mawaddah warah} mah and take care of finances.

Keyword: marriage, tradition, maqa>s}id al-shari>’ah  

Abstrak:

Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni adalah tradisi di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk yang melarang masyarkatnya untuk melangsungnkan perkawinan dengan masyarakat Desa Bangsri, Kertosono, Nganjuk dengan konsekuensi marabahaya yang didapat apabila melanggarnya. Maqa>si}d Al-Shari>>’ah dijelaskan secara jelas oleh Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah dalam masalah perkawinan agar dapat secara fokus menjawab permasalahan perkawinan secara mendalam.

Penelitian ini pertama untuk mendeskripsikan alasan tradisi perkawinan nyebrang segoro geni dapat lestari hingga sekarang. Kedua, mendeskripsikan analisis maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah terhadap tradisi perkawinan nyebrang segoro geni di Desa Banara, Kertosono, Nganjuk.

Proses penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian lapangan dan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian bertempat di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk. Sumber datanya yaitu primer dan skunder. Pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya ialah pengeditan, klasifikasi, verifikasi, dan menganalisis. Adapun keabsahan data menggunakan triangulasi dari sumber data dan mengaitkan dengan teori maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk dapat lestari hingga sekarng berdasarkan dua alasan; keselamatan dan penghormatan terhadap leluhur. 2) Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni mendapatkan legalits di muka hukum Islam dalam pandangan maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah. Bisa dikatakan seperti itu dikarenakan substansi tentang tradisi ini telah memenuhi aspek yang diinginkan oleh maqa>s}id al-shari>’ah dalam perkawinan yang mulanya ada tujuh kemudian penulis ambil intisarikan menjadi empat, yakni menjaga agama, menjaga keturunan, menciptakan nuansa yang saki>nah, mawaddah warah}mah dan menjaga keuangan.

Kata Kunci: perkawinan, tradisi, maqa>s}id al-shari>’ah  

Downloads

Download data is not yet available.

References

‘Izzuddin bin ‘Abdissala>m, Tafsir al-‘Izuddin bin ‘Abdissala>m Vol II, (Maktabah Shamilah).

’Abd Robbi al-Nabiy ‘Ali al-Ja>rih}I, al-Zawa>j al-’Urfi, (Kairo : Da>r al-Roudloh, tt), 3. Ahmad Mujahdin, Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama, (Bogor : Galia Indonesia, 2014).

Abi al-Thoyyib Maulud al-Sari-riy, Tajdid Ushul Fiqh, (Lebanin : Darul Kutub al-'ilmiyyah, 2005).

Abi> al-H}asan ‘Ali. Al-Bas}riy, al-H}a>qiy al-Kabi>r Vol I, (Beirut : Da>r al-Kutub al-‘ilmiyyah, 1994).

Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad Ibn Ah}mad Ibn Abu> Bakr Ibn Farh} Al-Qurt}ubi>, Al-Ja>mi‘ li Ahka>m al-Qur’an, Vol. 12 (Beirut: Da>r al-Fikr, t.thn.).

Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad Ibn Baha>dir Ibn ‘Abd Alla>h al-Zarkashi>, Al-Manthu>r fi> al-Qawa>‘id, Vol. 1 (Kuwait: Wiza>rat al-Awqa>f wa al-Shu>’un al-Isla>mi>yah, 1985).

Abu> al-H}asan ‘Aliy al-Bas}riy al-Baghda>diy al-Ma>wardiy, Al-Iqna>’ Fi> Fiqh al-Sha>fi’iy, (Maktabah Sha>milah).

Abu> Yah}ya> Zakariyya> al-Ans}o>riiy al-Sha>fi’iy, Fath} al-Wahha>b Vol II, (Surabaya : al-Hidayah, tt ).

Ahmad Adaby Darban, Ulama Jawa Dalam Perspektif Sejarah, Humaniora Vol 16 No. 1 Februari Tahun 2004, (Yohgyakarta: UGM, 2004)

'Ali Jum'ah, al-Baya>n Lima> Yasyghulu al-Adzha>n Vol I, (Mesir : al-Maqthom, 2005).

Al-Muh}a>miy S}ubhi Mahmas}s}ani, Falsafah al-Tashri’ Fi al-Islam, (Beirut: Dar al-Kasysyaf, cet-II, 1952).

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Departemen Agama RI

Al-Syathibi, Al-Muwafaqat, juz II, (Saudi Arabia: al-Mamlakah al-‘Arobiyyah al-Sa’u>diyyah, tt).

Al-Turmudziy, Musnad al-Turmudziy Vol III, (Maktabah Shamilah).

Ayu laili Amelia, “Larangan Perkawinan Jilu dan Pembinaan Keluarga Sakinah di Kabupaten Blitar,” De Jure Vol 10 No 1, (2018).

Babad tanah Jawa, dalam http://ilmukurniandiko.blogspot.com/2010/05/misteridibaliksejarah- tahun-Jawa.html. diakses pada 31 Agustus 2020.

Ibn ‘A>shu>r, al-Tah}ri>r Wa al-Tanwi>r Vol IV, (Maktabah Shamilah).

Imam Mawardi, Fiqh Minoritas Fiqh al-Aqalliyyah dan Evolusi Maqa>s}id Shari>’ah Dari Konsep ke Pendekatan, (YogyakartaL LKiS, 2010).

J. W. M. Bakker, SJ, Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar, (Jakarta: BPK Gunung Mulya).

Jala>l al-Di>n al-Su>yu>t}iy, al-Ashba>h Wa al-nadzo>ir. (Beirut: Da>ral-Kutub al-Ilmiyyah, 1990).

Jala>luddun Muh}ammad bin Ah}mad al-Mah}alliy, Kanzu al-Ro>ghibi>n Vol III, (Beirut : Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2019).

Jama>l bin Muhammad, al-Zawa>j al-'Urfiy Fi> Mi>za>n al-Isla>m, (Lebanon: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 2004).

Jamaluddin ‘Athiyyah, Nahwa Taf’i>l Maqa>s}id al-Shari>’ah, (Damaskus, Dar al-Fikr, tt).

Jasser Auda, al-Maqashid untuk Pemula, (Yogyakarta: SUKA Press, 2013).

Muh}ammad bin ‘Alqiy al-Ma>likiy al-H}asaniy, al-Qawa>’id al-Asa>siyyah Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Jaddah: Makatabah al-Muluk Fahd, 1988).

Muh}ammad bin Idri>s bin ‘Abba>s, Tafsi>r al-Ima>m al-Sha>fi’iy Vol II, (Maktabah Shamilah).

Muh}ammad bin Muh}ammad al-Sharbi>niy, Mughni> al-Muh{}ta>j Vol III, (Beirut : Da>r al-Kutub al-‘ILmiyyah, 2000).

Muh}ammad T{a>hir Ibn ‘A>shu>r, Al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r, Vol. 18 (Tunis: Da>r Sah}nu>n, 1997).

Muhammad Ro'fat 'Utsman, 'Aqd al-Zawa>j, (Arab Saudi: Dar al-Kitab al-Ja>mi'iy, 1997).

Muhammad Sholikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa Ritual-Ritual dan Tradisi-Tradisi Tentang Kehamilan, Kelahiran, Pernikahan dan Kematian Dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Islam Jawa, (Yogyakarta: Narasi, 2010).

Mus}tofa> bin Karo>matulloh Makhdu>m, Qawa>’id al-Wasa>’il Fi> al-Shari>’at al-Islam>miyyah, (Arab Saudi: Da>r Ishbi>liyya>, 1999).

Muslim, S}oh}i>h} Muslim Vol II, (Maktabah Shamilah).

Nurul Mahmudah, Supiah, “Tradisi Dutu pada Perkawinan Adat Suku Hulondhalo di kota Gorontalo Perspektif Maqa>s}id al-Shari>’ah,” Mizani Vol 5 No 2, (2018).

Perda Kabupaten Nganjuk No. 7 Tahun 2016 Tentang Pelestarian Kebudayaan Tradisional Tak Benda Kabupaten Nganjuk.

Wahbah al-Zuh}ailiy, al-Fiqhu al-Islamiy Wa Adillatuhu Vol VII, ( Lebanon : Da>r al-Fikr al-Isla>miy, 1985).

Wahbah al-Zuh}ailiy, al-Tafsi>r al-Muni>r Vol III, (Damaskus: Da>r al-Fikr, 2003), 230.

Wawanncara, Mbah Riyani, Banaran, 12 Agustus 2020

Wawanncara, Mbah Sholihin, Banaran, 14 Agustus 2020

Wawanncara, Mbah Sukir, Banaran, 15 Agustus 2020

Wawanncara, Mbah Suwarsih, Banaran, 14 Agustus 2020

Wawanncara, Mbah Wiyono, Banaran, 12 Agustus 2020

Wildan Fauzan, “Larangan Perkawinan di Bulan Takepek dalam Tinjauan ‘Urf,” Sakina: Jurnal of Family Studies Vol 3 No 4, (2019).

Downloads

Published

2021-01-11

How to Cite

Ibtihajuddin, M. (2021). PERKAWINAN NYEBRANG SEGORO GENI PERSPEKTIF MAQASID AL-SHARIAH JAMAL AL-DIN ‘ATHIYYAH. Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah, 2(1), 34–60. https://doi.org/10.52431/minhaj.v2i1.348

Issue

Section

Articles