Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly
<div>ISSN (Cetak): 2830-3865</div> <div>ISSN (Online): 2828-9331</div> <div>Jurnal Ushuluddin terbitan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang bekerjasama dengan Lembaga Penerbitan dan Jurnal Ilmiah (LPJI) IAIBAFA. Jurnal Ushuluddin berisi hasil penelitian keushuluddinan (ilmu dasar Islam). Fokus utama Jurnal Ushuluddin meliputi: Kajian Alquran dan Tafsir, Hadis, Akidah, Pemikiran Islam dan Tasawuf.</div> <div>Jurnal Ushuly adalah jurnal akses terbuka, diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober).</div> <div><strong>Alamat Penerbit</strong>: KH. A. Wahab Hasbulloh Street Gg. II No. 120 A Tambakberas Jombang Jawa Timur, Phone. (0321) 855530, Fax. (0321) 855530, Email: <a href="https://mail.google.com/mail/" target="_blank" rel="noopener">jurnalushuly@gmail.com</a></div>Fakultas Ushuluddin dan Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombangen-USUshuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin2830-3865Analisis Karakteristik Kitab Manahil Al-‘Irfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an Karya Al-Zarqany
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_06
<p>Studi ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik-karakteristik yang ada dalam kitab <em>Manahil Al-</em><em>’Irfan</em> karya Al-Zarqany, yang merupakan salah satu karya penting dalam tradisi pemikiran islam. Melalui pendekatan analisis teks dan studi literatur, studi ini berusaha untuk mengeksplorasi tema-tema utama, argumen, dan kontribusi Al-Zarqany terhadap berbagai pemikiran ke-agamaan; terutama pandangannya terkait <em>‘Ulumul Qur’an</em>. Dengan menggunakan metode analisis teks, metode komparasi, dan metode historiografi; studi ini berusaha menjelaskan ide-ide mendasar dan dan kelebihan-kekurangan dari kitab <em>Manahil Al-’Irfan</em> serta konteks historis dan sosial yang melatarbelakangi penulisan kitab tersebut untuk mengetahui relevansi dan kontekstualitas kitab <em>Manahil Al-‘Irfan</em> dalam dunia intelektual islam abad 21 ini. Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa <em>Manahil </em><em>Al-'Irfan</em> tidak hanya menawarkan pemahaman mendalam tentang <em>‘Ulumul Qur’an</em>, tetapi juga menunjukkan perkembangan <em>‘Ulumul Qur’an</em> serta berbagai permasalahan terkait akidah dan syariah, serta mencerminkan dinamika intelektual islam pada masanya. Dan untuk kedepannya kami harap penelitian atau studi ini juga dapat memberikan wawasan baru pada segenap pembaca dan peneliti yang tertarik untuk mendalami kajian pemikiran islam dan kajian <em>‘Ulumul Qur’an</em></p>Ainita Nurusshoumi
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-112025-07-114221322410.52431/ushuly.v4i2.3704Studi Komparatif Lafadz Ulul Albab dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Mishbah
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_1
<p><strong>Abstrak:</strong> Tafsir Al-Qur’an adalah bidang studi yang fokus pada penafsiran dan pemahaman teks suci Al-Qur’an. Salah satu konsep yang sering dibahas adalah “Ulul Albab,” yaitu orang-orang dengan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Penelitian ini melakukan analisis komparatif terhadap konsep “Ulul Albab” dalam dua tafsir: Tafsir Ibnu Katsir (representasi tafsir klasik) dan Tafsir Al-Mishbah oleh Quraish Shihab (representasi tafsir kontemporer). Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif, memfokuskan pada interpretasi, penekanan, dan aplikasi konsep “Ulul Albab” dalam kedua tafsir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kedua tafsir memiliki pandangan yang sejalan tentang konsep tersebut, terdapat perbedaan dalam pendekatan. Tafsir Ibnu Katsir lebih tradisional dan tekstual, menekankan penggunaan akal untuk perenungan, keseimbangan ilmu, hikmah, amal, serta pemahaman yang benar dan hati yang bersih. Di sisi lain, Tafsir Al-Mishbah menekankan rasionalitas, keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan, konteks pengamalan, kemanusiaan, serta dimensi spiritual dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang “Ulul Albab” dan memperkaya wawasan mengenai perbedaan pendekatan antara tafsir klasik dan kontemporer dalam menjelaskan teks Al-Qur’an.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Ulul Albab, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Mishbah, Studi Komparatif.</em></p>Muhammad Hasyim MarzuqiFuad Faqih
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-022025-07-024210412910.52431/ushuly.v4i2.3160MAKNA SYUKUR DALAM AL- QUR’AN
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_2
<p>Abstract: In the perspective of a Muslim, gratitude is an essential aspect of manners needed in both worldly and religious matters, allowing a Muslim to appreciate the blessings bestowed by Allah upon the Muslim community worldwide. Due to the great importance of expressing gratitude for Allah’s blessings, many exegetes have discussed the theme of gratitude, ranging from classical to contemporary scholars. In the development of Qur’anic exegesis, prominent exegetes have produced various tafsir works, one of which is Tafsīr al-Mishbāh. Tafsīr al-Mishbāh by M. Quraish Shihab is a significant exegetical work that possesses a unique aesthetic structure in its composition. This is the main reason why the researcher chose to study this tafsir. This research is a qualitative study with a library research approach. The data collection technique involves documentation, while data analysis is conducted through descriptive synthesis. The findings of this study indicate that: (1) According to Tafsīr al-Mishbāh, all Qur'anic verses related to gratitude suggest that gratitude must be expressed through speech, actions, and a heart that is always certain that the Giver of blessings is Allah SWT. (2) In Tafsīr al-Mishbāh, M. Quraish Shihab interprets gratitude as giving thanks with the heart, tongue, and actions, while also emphasizing that one should never deny the blessings given by Allah. Remembering Allah is more important than merely remembering His blessings.<br><br></p>Amiroh Su'da LabibahFathoni Fathoni
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-022025-07-024213014110.52431/ushuly.v4i2.3342Sidik Jari Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_3
<p>Artikel ini membahas konsep sidik jari dalam perspektif Al-Qur’an dan sains dengan fokus pada kajian Q.S. Al-Qiyâmah: 4 dan Q.S. Al-Anfâl: 12. Kajian ini menyoroti bagaimana Al-Qur’an mengisyaratkan keunikan sidik jari manusia yang telah terbukti secara ilmiah sebagai identitas yang khas dan tidak berubah sepanjang hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Q.S. Al-Qiyâmah: 4 menegaskan kekuasaan Allah dalam menyusun kembali jari manusia di hari kebangkitan, sementara Q.S. Al-Anfâl: 12 menunjukkan pentingnya jari dalam konteks peperangan. Dari kajian ilmiah, sidik jari mulai terbentuk sejak fase awal perkembangan janin dan memiliki pola unik yang berbeda pada setiap individu. Temuan ini memperkuat bahwa Al-Qur’an telah memberikan petunjuk mengenai keunikan sidik jari jauh sebelum ilmu pengetahuan modern mengungkapnya.</p>A’isyah HasanahDesi Widiya Puzi AstutiKhairunnisa KhairunnisaAhmad Mujahid
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-022025-07-024214416610.52431/ushuly.v4i2.3641Petir, Hujan, Dan Kesuburan Tanah
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_04
<p>This study examines the scientific relevance of Surah Ar-Rum : 24 from the perspectives of classical and modern exegesis, as well as atmospheric science and agronomy. Utilizing a library research method with a <em>tahlili</em> approach, this study compares the interpretations of exegetes such as <em>Fakhruddin al-Razi in Tafsîr al-Kabîr wa Mafâtî</em><em>ḥ al-Ghayb</em> with scientific findings on the role of lightning in nitrogen fixation, which contributes to soil fertility. The results indicate that the Quran has provided scientific indications of the relationship between lightning, rain, and soil fertility, a phenomenon confirmed by modern science through nitrogen oxidation in the atmosphere due to lightning strikes. Furthermore, classical and modern exegeses show different approaches to interpreting this verse, with classical tafsir focusing more on theological and metaphorical aspects, while modern interpretations relate it to scientific principles. This study contributes to strengthening the integration of Quranic exegesis and modern science, while also opening opportunities for further research on the correlation between natural phenomena in the Quran and empirical scientific knowledge.</p>Abdullah AbdullahAhmad MujahidZainal HasanAhmad Zaini
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-022025-07-024216719310.52431/ushuly.v4i2.3648Nilai-Nilai Spiritualitas dalam Budaya Kerja Kantor: Perspektif Al-Quran
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli25_05
<p>Nilai spiritualitas budaya kerja kantor adalah fondasi tak kasatmata yang meresapi setiap interaksi kebijakan, menciptakan atmosfer kerja lebih dari sekadar transaksi profesional. Nilai-nilai spiritual memiliki peranan krusial dalam memperkuat keseimbangan kehidupan karyawan. Penelitian ini menerapkan pendekatan studi literatur dalam kerangka metode kualitatif-deskriptif. Sumber data dikumpulkan melalui telaah ayat_ayat Al-Quran yang mengandung unsur spiritualitas, serta melalui peninjauan pustaka yang meliputi buku, jurnal, dan artikel ilmiah terkait budaya organisasi dan nilai-nilai Islam. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisis konsep-konsep serta teori yang berkaitan dengan nilai spiritualitas dalam budaya kerja berdasarkan perspektif Al-Quran. Berdasarkan pandangan Al-Quran menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritualitas yang dapat meningkatkan budaya kerja positif dikantor yaitu; nilai ikhlas pada QS. Al-Bayyinah ayat 5, nilai jujur pada QS. At-taubah ayat 119, nilai ihsan (etos kerja) pada QS. Al-Qasas ayat 77, nilai tanggung jawab pada QS. Al-Isra ayat 36, nilai sabar pada QS. Al-Baqarah ayat 153 dan nilai syukur pada QS. Luqman ayat 12. Dengan nilai-nilai spiritualitas yang dimiliki oleh karyawan dalam budaya kerja kantor, maka karyawan yang menjunjung tinggi nilai spiritual cenderung menunjukkan etika kerja yang kuat dalam melaksanakan kegiatan pekerjaannya. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan minim konflik. Selain itu, spiritualitas juga menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial antar rekan kerja, sehingga meningkatkan kerja sama tim dan solidaritas.</p>Dewi HaryatiAsriani PutriNasrun Harahap
Copyright (c) 2025 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2025-07-022025-07-024219421210.52431/ushuly.v4i2.3796