Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly
<div>ISSN (Cetak): 2830-3865</div> <div>ISSN (Online): 2828-9331</div> <div>Jurnal Ushuluddin terbitan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang bekerjasama dengan Lembaga Penerbitan dan Jurnal Ilmiah (LPJI) IAIBAFA. Jurnal Ushuluddin berisi hasil penelitian keushuluddinan (ilmu dasar Islam). Fokus utama Jurnal Ushuluddin meliputi: Kajian Alquran dan Tafsir, Hadis, Akidah, Pemikiran Islam dan Tasawuf.</div> <div>Jurnal Ushuly adalah jurnal akses terbuka, diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober).</div> <div><strong>Alamat Penerbit</strong>: KH. A. Wahab Hasbulloh Street Gg. II No. 120 A Tambakberas Jombang Jawa Timur, Phone. (0321) 855530, Fax. (0321) 855530, Email: <a href="https://mail.google.com/mail/" target="_blank" rel="noopener">jurnalushuly@gmail.com</a></div>Fakultas Ushuluddin dan Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombangen-USUshuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin2830-3865Pluralitas & Pluralisme Agama Dalam QS. Al-Baqarah Ayat 62 Perspektif Double Movement Fazlu Rahman
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_01
<p><strong>Abstrak:</strong> Kemajemukan adalah fenomena yang tidak dapat dihindari karena eksistensinya yang melekat dipelbagai aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan beragama, sehingga dikenal istilah pluralitas Agama yang didukung legitimasi Al-Qur’an. Namun seiring berjalannya waktu, dinamika penafsiran yang didukung kondisi sosio-historis masyarakat menjadikan ayat pluralitas sebagai landasan isu pluralisme Agama dengan berbagai factor yang menguatkan argument relevansi antara ayat pluralitas dengan isu pluralism agama. <br />Berangkat dari transisi atau pergeseran makna pluralitas menjadi pluralisme agama dengan pendekatan teori <em>Double Movement </em>Fazlu Rahman, maka pertanyaan yang perlu dibahas dalam pembahasan ini adalah Bagaimana proses pemaknaan & penafsiran QS. Al-Baqa>rah Ayat 62 perspektif teori <em>Double Movement</em>? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan <em>library research</em>, Teknik pengumpulan data dengan proses dokumentasi dan dianalisis dengan teknik deskriptif analitik. <br />Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tunas pergeseran makna pluralitas menjadi pluralisme agama disinyalir mulai muncul di penafsiran mufassir era kontemporer, diantaranya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam <em>Tafsir al-Mannar, </em>lantas menjadi pondasi dasar dan dikembangkan oleh para pemikir kontemporer seperti Djohan Efendi, Abdul Moqsith Ghazali, Ulil Abshar Abdala dan Nurcholis Majid. Sedangkan faktor pergeseran makna tersebut dipengaruhi beberapa factor internal diantaranya: adanya lafadz <em>musytarak, dhamir, naskh Mansukh, qira’at </em>dan gramatika, serta faktor eksternal, seperti: akidah mufassir, perbedaan kritik <em>sanad </em>dan <em>matan, </em>madzhab, kondisi geografis dan konteks social politik lainnya.</p>Fauziah WahzuniMoch. Nurcholis
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-032024-07-03328910110.52431/ushuly.v3i2.2727Eksistensi Kecerdasan Akal Dalam Al-Qur’an
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_02
<p>Ada tiga fokus permasalahan dalam penelitian ini, yakni: (1) bagaimana eksistensi kecerdasan akal perspektif Tafsir Al-Manar?, (2) bagaimana penafsiran ayat-ayat al-Qur’an tentang konsep dan fungsi keberadaan akal menurut Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar?, (3) bagaimana kontribusi akal karya Muhammad Abduh dalam tafsir ayat-ayat tentang akal?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kecerdasan dan proses akal dalam mengkonsep dan berfungsi atas perwujudannya serta penafsiran dan kontribusi Muhammad Abduh dalam ayat-ayat tentang akal. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik analisis data dilakukan dengan menetapkan tokoh yang dikaji, menginventaris dan menyeleksi data, mengklasifikasi dan mengkaji, menganalisis kemudian menyimpulkan. Pendekatan kualitatif ini menerapkan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) kecerdasan intelektual sangatlah penting untuk terus dikembangkan dan tingkatkan sehingga dapat existere dalam keberlangsungan hidup manusia, bahkan menurut Muhammad Abduh, perbedaan manusia tidak lagi ditentukan oleh ketakwaannya, tetapi oleh kekuatan akalnya. (2) Akal juga berfungsi sebagai instrumen yang dapat membedakan mana perkara yang baik dan buruk, dalam memahami rahasia-rahasia dari hukum serta faidah yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT sehingga dapat menjadi muslim yang kaffah. (3) Akal dapat mengetahui adanya Tuhan dan sifat-sifat Allah SWT.</p>Farhan MasruryAfifah Wardah
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-032024-07-033210212110.52431/ushuly.v3i2.2762Konsep Munasabah Surat Al-Jumu’ah dalam Kitab Tafsîr Al-Munîr Karya Wahbah Az-Zuhaili
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_03
<p>The study of <em>Munasabah</em> science of the holy Qur'an is needed in the interpretation of the Qur'an to show the compatibility between sentences in one verse to the next. This study aims to understand how the interpretation of Surah <em>al-Jumu'ah</em> in <em>Tafsîr al-Munîr</em>, as well as to know the application and Munasabah concept of surah <em>al-Jumu'ah</em> in <em>Tafsîr al-Munîr</em>. This study is a literature study with a descriptive analytical approach.The primary data sources is the book of <em>Tafsîr al-Munîr</em> by Wahbah az-Zuhaili. While the secondary data sources are tafsir books and other books that have the relevance discussion with this research. The approach used in this research is <em>maudhû'i</em> (Thematic) approach in a surah used literature research.The interpretation of surah <em>Al-Jumu'ah </em>in <em>tafsîr al-Munîr</em> begins by collecting the verses into 3 parts, they are: verse 1-4, verse 5-8, verse 9-11. In interpreting the verses of the holy Qur’an he did not forget to include the hadiths to reinforce the discussion. Munasabah Concept Analysis in Surah <em>Al-Jumu'ah</em> in <em>Tafsîr al-Munîr</em> consists of 2 kinds of parts, which are: 1. Munasabah between surah: a. Munasabah between surah <em>al-Jumu'ah</em> with the previous surah, which is surah <em>Ash-Shaff</em>, b. Munasabah between surah <em>al-Jumu'ah</em> with the next surah, namely surah <em>al-Munâfiqûn.</em> 2. Munasabah between verses: a. Munasabah between verses 1 to 4 and verses 5 to 8, b. <em>Munasabah</em> between verses 5 to 8 and verses 9 to 11.</p>Ipmawan Muhammad IqbalSofia AfifahSiti Rokhani
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-012024-07-013212213710.52431/ushuly.v3i2.2807Ikan laut dalam QS. An-Nahl Ayat 14 Perspektif Fakhruddin Ar-Razi dan Kementrian Kesehatan RI
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_04
<p>Penelitian ini membahas tentang ikan laut dalam QS. An-Nahl ayat 14, dengan penekanan pada tafsiran Mufassir Fakhruddin ar-Razi dan panduan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan manfaat gizi ikan laut sebagaimana dijelaskan dalam tafsir ar-Razi serta mengaitkannya dengan rekomendasi kesehatan kontemporer dari Kementerian Kesehatan RI. Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya menyoroti ikan laut sebagai salah satu nikmat Allah yang harus dimanfaatkan dengan baik karena kandungan gizinya yang tinggi. Analisis dari perspektif kesehatan menunjukkan bahwa ikan laut kaya akan protein, vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan jantung, perkembangan otak, dan pencegahan penyakit kronis. Kajian ini juga mengeksplorasi keselarasan antara nilai-nilai religius dan ilmiah, serta implikasinya bagi peningkatan konsumsi ikan laut di masyarakat Indonesia. Dengan mengintegrasikan pandangan keagamaan dan sains modern, skripsi ini berharap dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesadaran dan edukasi gizi yang berkelanjutan.</p>Apsari Arisanti ElfredaBashirotul Hidayah
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-252024-07-253213816510.52431/ushuly.v3i2.2964Konsep Damai Dalam Surat Al-Anfal Ayat 61
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_05
<p>Perdamaian merupakan aspek fundamental dalam ajaran Islam dan kehidupan manusia. al-Qur'an, khususnya Surat al-Anfal ayat 61, memberikan panduan penting mengenai bagaimana menyikapi dan mewujudkan perdamaian. Penelitian ini menganalisis penafsiran ayat tersebut dalam dua tafsir al-Qur'an kontemporer Tafsir Fi Zhilal al-Quran karya Sayyid Quthb dan Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan komparatif, studi ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan penafsiran kedua mufassir. Persamaan utama meliputi penafsiran kata janahu sebagai kecenderungan pada perdamaian, pentingnya menerima tawaran damai, dan konsep tawakal kepada Allah. Perbedaan signifikan terletak pada pendekatan penafsiran Tafsir Fi Zhilal al-Quran lebih menekankan konteks historis dan pembahasan jizyah, sementara Tafsir al-Mishbah fokus pada analisis linguistik dan konsep tawakal. Meskipun terdapat perbedaan pendekatan, kedua tafsir memberikan pemahaman komprehensif tentang konsep perdamaian dalam Islam, menekankan fleksibilitas dan relevansi ajaran Islam dalam konteks kontemporer. Penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Islam tentang perdamaian bersifat universal dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan zaman, memberikan wawasan berharga bagi upaya mewujudkan perdamaian di era modern.</p>Naufal Budi AsyrofiIpmawan Muhammad IqbalMuhammad Mukharom Ridho
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-062024-07-063216618510.52431/ushuly.v3i2.2996Pengakuan Hak Kemanusiaan dalam Kontroversi Naskh Mahmud Toha dengan Pendekatan Ma'na-Cum-Maghza Tentang Kesetaraan Gender
https://jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/ushuly/article/view/ushuly_juli24_06
<p>Artikel ini mencoba untuk mengaitkan pemikiran naskh dari Mahmud Toha dalam membahas kesetaraan gender dengan konteksnya yang ada sekarang menggunakan pendekatan ma’na-cum-maghza. Adapun fokus penelitian terletak pada komparasi antara konsep naskh milik Toha dengan konsep pendekatan milik Sahiron ini. Untuk lebih tajam peneliti kemudian mengambil aplikasi naskh Toha dalam membahas ketidaksetaraan gender pada surat An-Nisa’ ayat 11.</p> <p>Metode yang dipakai pada penelitian ini bersifat normatif kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbasis kepustakaan karena untuk data pustaka lebih banyak berbicara pemikiran tokoh. Dalam menganalisis memakai pendekatan ma’na-cum-maghza milik Sahiron.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara konsep naskh milik Toha dengan konsep pendekatan milik Sahiron masih terdapat persamaan dengan berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam paradigma maupun prinsip pendekatan milik Sahiron. Adapun aplikasi naskh yang dipakai Toha dalam membahas ketidaksetaraan gender antara ayat yang dinasakh dengan yang menasakh berdasarkan signifikansi historis maupun fenomenal dinamis dari keduanya (yang dinasakh dengan yang menasakh) sama-sama mengungkap pesan pengakuan atas kesamaan hak sebagai manusia. Ayat yang digunakan Toha dalam menasakh cenderung memberi porsi yang sama baik pada pria maupun wanita. Hal ini dengan melihat kultur yang ada sekarang yang memberi ruang bukan saja pada pria tetapi juga wanita dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga maupun dalam skala pemerintahan.</p>A. Muwafiq Ainul YaqinA. Fauzi Aziz
Copyright (c) 2024 Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
2024-07-222024-07-223218621710.52431/ushuly.v3i2.2930