Kontroversi dan Kritik Terhadap Hadis Riwayat Abu Hurairah
DOI:
https://doi.org/10.52431/tafaqquh.v9i1.343Keywords:
Controversy, Criticism, Hadis, Abu> HurairahAbstract
Abstrak: Abu> Hurairah merupakan rija>l al-h}adis yang paling fenomenal. Dia merupakan sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dengan jumlah 5374. Kendati kuantitas hadis yang diriwayatkan oleh Abu> Hurairah paling banyak namun kualitasnya dipertanyakan oleh sebagian orang. Bermula dari permasalahan tersebut dapat dipahami, bahwa yang menjadi salah satu persoalan mendasar dalam studi hadis, yaitu masalah rija>l al-h}adis. Sebab rija>l al-h}adis akan menentukan derajat hadis, sebagai hadis s}ah}i>h, h}asan atau d}ai>f. Sementara, rija>l al-h}adis tidak memiliki kompetensi yang sama saat menerima, menghafal dan mencatat hadis. Apalagi dalam beberapa keterangan dijelaskan bahwa kepandaian baca dan tulis para sahabat di masa Rasu>l Alla>h sangat terbatas. Hal yang banyak dilakukan oleh sahabat saat menerima hadis dari Rasu>l Alla>h saat itu hanyalah menghafal, memahami, memelihara serta menyampaikannya kepada orang lain. Untuk itu, dalam artikel ini akan dibahas tentang seorang rija>l al-h}adis, Abu> Hurairah yang tergolong sahabat Rasu>l Alla>h yang fenomenal, karena meriwayatkan hadis terbanyak dibandingkan dengan sahabat Rasu>l Alla>h yang lainnya. Padahal dari segi masa berkumpulnya dengan Rasu>l Alla>h, Abu> Hurairah tergolong sangat singkat bila dibandingkan dengan Sayyidah A<<<<<isyah yang terkenal sebagai umm al- mu’mini>n. Inilah yang menimbulkan kontroversi tentang hadis yang diriwayatkan oleh Abu> Hurairah. Agar pembaca memperoleh pemahaman yang komprehensif terkait Abu> Hurairah akan penulis tuangkan pikiran penulis ini dalam sebuah artikel yang berjudul kontroversi dan kritik terhadap hadis riwayat Abu> Hurairah.
Kata Kunci: Kontroversi, Kritik, Hadis, dan Abu> Hurairah
Abstract: Abu> Hurairah is the most phenomenal rija>l al-h}adis. He is the friend who narrated the most hadis with the number of 5374. Although the quantity of hadis narrated by Abu> Hurairah is the highest, the quality is questioned by some people. Starting from this problem it can be understood, that which is one of the fundamental problems in the study of hadis, namely the problem rija>l al-h}adis. Because rija>l al-h}adis will determine the degree of hadis, as a hadis s}ah}i>h, h}asan or d}ai>f. Meanwhile, rija>l al-h}adis does not have the same competence when receiving, memorizing and recording hadis. Moreover, in several statements it was explained that the reading and writing skills of the friends during the Rasu>l Alla>h era were very limited. what many friends did when receiving hadith from Rasu>l Alla>h at that time was only memorizing, understanding, maintaining and conveying it to others. For this reason, this article will discuss about a rija>l al-h}adis, Abu> Hurairah who is a phenomenal friend of Rasu>l Alla>h, because he narrated the most hadiths compared to other Rasu>l Alla>h friends. In fact, in terms of the period of his association with Rasu>l Alla>h, Abu> Hurairah was very short when compared to Sayyidah A<isyah who was known as umm al-mu'mini>n. This has caused controversy about the hadis narrated by Abu> Hurairah. In order for the reader to gain a comprehensive understanding of Abu> Hurairah, the writer will write his thoughts in an article entitled controversy and criticism of the hadis narrated by Abu> Hurairah.
Keywords: Controversy, Criticism, Hadis, and Abu> Hurairah
Downloads
References
Abd al-Rah}ma>n bin Abi> Bakar al-Suyu>t}i>, Jala>l al-Di>n, Tadri>b al-Ra>wi> fi> Sharh} Taqri>b al-Nawa>wi> (Beirut: Da>r al-Kutub al-Hadisah, 1999)
Abbas, Hasjim, Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqaha (Yogyakarta: Teras,2004)
Ajja>j al-Kha>t}ib, Muh}ammad, Us}u>l al-H{adi>s Ulu>muhu wa Mus}t}alah}uhu (Beirut: Da>r al-Fikr,1971)
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Achtiar Van Hoeve, 2002)
Fanani, Rasyid, “Kuliah Terbuka: Biografi Abu Hurairah”, dalam http://rosnfik1984.com diaskes pada tanggal 26 September 2020.
Hud}ari> Bi>k, Muh}ammad,(al), Tari>kh al-Tashri>’ al-Isla>mi> (Surabaya: al-Hidayah, tt)
Ha>fiz} Ibn Kathi>r al-Dimashqi>, Abu> al-Fida>’,(al), Ikhtis}a>r Ulu>m al-H{adi>s (Beirut: Da>r al-kutub al-‘Ilmiyah,1989)
Jawabi, M. T{a>hir,(al), Juhu>d al-Muh}addisi>n fi> Naqd Matn al-H{adi>s al-Nabawi> al-Shari>f (Tunisia: Muassasah ‘Abd Kari>m,1996)
Kha>t}ir al-Az}ami>, Malla, Hujjah al-H{adi>s al-Mursal ‘inda al-Ima>m al-Sha>fi’i> (Jeddah: Da>r Qiblah, 1999)
Muh}ammad bin Isma>’il bin Ibra>him al-Bukha>ri>, Abu> Abd Alla>h, S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, Kita>b al-Buyu>’ (Surabaya: al-Hidayah, tt)
Mus}t}afa> al-Mara>ghi>, Ah}mad, Tafsi>r al-Mara>ghi> (Beirut: Maktabah wa Mat}ba’ah Mus}t}afa> al-Bani>,1996)
Rahman, Fatchur, Ikhtisar Mustalahul Hadis (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1974)
Rafi'udin, “Resume Buku Kontroversi Hadi? di Mesir (1890 – 1960)“,dalam abiquinsa.com diakses pada tanggal 20 November 2020.
T{uhha>n, Mah}mud ,Taysi>r Mus}t}alah} al-H{adi>s (Surabaya: al-Hidayah, tt)
Zuhaily, Wahbah,(al), al-Tafsi>r al-Waji>z ‘ala Ha>mishi> Ta’dhimi> al-Qur’an (Beirut: Da>r al-Fikr,1994)
Zakariyah al-Ans}a>ri>, Abu> Yah}ya, Gha>yah al-Wus}u>l (Surabaya: al-Hidayah,tt)
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Muhammad Solikhudin (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Pemberitahuan Hak Cipta
- Seluruh materi yang terdapat dalam situs ini dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi situs web ini untuk keperluan komersil tanpa persetujuan dewan penyunting jurnal ini.
- Apabila anda menemukan satu atau beberapa artikel yang terdapat dalam Tafaqquh: Jurnal penelitian dan kajian Keislaman yang melanggar atau berpotensi melanggar hak cipta yang anda miliki, silahkan laporkan kepada kami, melalui email pada CONTACT.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA).
- Semua Informasi yang terdapat di Tafaqquh: Jurnal penelitian dan kajian Keislaman bersifat akademik. Tafaqquh: Jurnal penelitian dan kajian Keislaman tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi karana penyalah gunaan informasi dari situs ini.